Mengubah Tantangan Jadi Kekuatan: Cara Meningkatkan Harga Diri Anak Disleksia

Harga diri anak dengan disleksia penting untuk ditingkatkan

Anak dengan disleksia sejatinya adalah anak yang cerdas. Pada usia dini, anak-anak dengan disleksia biasanya dikenal sebagai anak yang cerdas, mudah memahami instruksi, sangat membantu, meskipun di sisi lain, sebagian orang kebingungan menanggapi mereka karena ucapan yang disampaikan sering kali tidak jelas. Umumnya, saat memasuki usia sekolah, anak dengan disleksia akan menunjukkan tanda-tanda kesulitan di bidang akademis. Seperti kesulitan dalam mengenal huruf, merangkai suku kata, membaca, menulis dan berhitung.

Tanpa kita sadari, anak-anak yang biasanya mendapatkan pujian sewaktu kecil, kini sering dihadapkan pada ketertinggalan dan kegagalan. Tak jarang, mereka juga mengalami banyak penolakan dari pergaulan teman seusia di sekolah. Kegundahan dan penolakan ini berujung pada runtuhnya sistem kepercayaan diri mereka di masa sekolah yang menimbulkan rasa minder dan rendah diri (poor self-esteem).

Harga diri dan kepercayaan diri (self-esteem) ini sangat penting bagi anak-anak dengan disleksia karena harga diri dan kepercayaan diri yang baik akan membawa anak ke dalam siklus kesuksesan. Sebaliknya, jika harga diri dan kepercayaan diri yang dimiliki oleh anak disleksia buruk, ia akan terperangkap dalam siklus kegagalan.

Harga diri dan kepercayaan diri yang baik ini menjadi salah satu faktor utama untuk membantu anak disleksia mengoptimalkan kemampuannya. Sebab dengan dua hal ini, anak dapat mempunyai motivasi yang tinggi dan rasa ingin berhasil dalam studi maupun hidupnya.

Untuk membantu anak disleksia memperbaiki kepercayaan diri, maka anak harus sesering mungkin merasakan pengalaman berhasil. Bagaimana caranya dan apa yang bisa kita bantu lakukan sebagai orang di sekitarnya?

 

  1. Ikhlas

 

Menerima bahwa anak memiliki tantangan belajar adalah langkah pertama yang penting. Orang tua dan pendidik harus memiliki hati yang lapang dan tidak membandingkan anak dengan anak lainnya. Dengan sikap yang ikhlas, anak akan merasakan dukungan emosional yang lebih besar.

 

  1. Lakukan Verifikasi Akademis

 

Pastikan anak mendapatkan evaluasi akademis yang tepat dari ahli atau profesional. Dengan demikian, metode belajar yang sesuai dengan kebutuhan anak dapat diterapkan untuk membantunya berkembang secara optimal.

 

  1. Berikan Pujian Spesifik

 

Alih-alih memberikan pujian umum seperti “Kamu pintar,” cobalah memberikan pujian yang lebih spesifik seperti “Kamu hebat karena sudah mencoba menyelesaikan soal ini dengan usahamu sendiri.” Hal ini membantu anak memahami bahwa usaha mereka dihargai.

 

  1. Buat Rencana Belajar

 

Bantu anak dalam menyusun strategi belajar yang terstruktur dan sesuai dengan gaya belajarnya. Gunakan alat bantu visual, permainan edukatif, dan metode multisensori untuk mempermudah pemahaman.

 

  1. Evaluasi Performa? Siapa Takut!

 

Jadikan evaluasi sebagai kesempatan untuk belajar, bukan sebagai ajang mencari kesalahan. Bangun lingkungan yang mendukung agar anak tidak takut membuat kesalahan dan berani mencoba lagi.

 

  1. Waktu yang Berkualitas

 

Luangkan waktu khusus untuk anak tanpa gangguan. Aktivitas bersama seperti membaca buku, bermain permainan edukatif, atau sekadar berbincang akan memperkuat hubungan emosional dan meningkatkan rasa percaya diri anak.

 

  1. Terlibat dalam Komunitas

 

Dukungan sosial sangat penting bagi anak disleksia. Bergabung dengan komunitas atau kelompok belajar yang memahami kondisi mereka akan memberikan dorongan positif dan menumbuhkan rasa percaya diri.

 

  1. Kenali Kekuatan Anak

 

Fokus pada kelebihan anak, bukan hanya kelemahannya. Jika anak unggul dalam seni, musik, atau olahraga, dorong mereka untuk mengembangkan bakat tersebut. Dengan mengenali potensi, anak akan merasa dihargai dan lebih percaya diri.

 

  1. Ajak Anak Terlibat dalam Keputusan

 

Berikan anak kesempatan untuk mengambil keputusan kecil dalam kehidupan sehari-hari, seperti memilih baju atau menentukan aktivitas akhir pekan. Ini membantu mereka merasa memiliki kontrol atas diri sendiri dan meningkatkan kepercayaan diri.

 

  1. Aktivitas Menyenangkan

 

Sertakan aktivitas yang menyenangkan dalam proses belajar agar anak merasa lebih rileks dan tidak terbebani. Permainan edukatif, bercerita, atau menggambar bisa menjadi metode yang efektif.

 

  1. Refleksi Bersama

 

Biasakan anak untuk merefleksikan pencapaiannya, sekecil apa pun itu. Ajak mereka berdiskusi tentang apa yang sudah berhasil mereka lakukan dan bagaimana mereka bisa berkembang lebih baik.

 

  1. Istirahat yang Cukup

 

Kesehatan fisik dan mental sangat berpengaruh pada kepercayaan diri anak. Pastikan anak mendapatkan waktu istirahat yang cukup agar tetap bugar dan siap menghadapi tantangan belajar dengan semangat.

 


Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, kita dapat membantu anak disleksia untuk membangun harga diri dan kepercayaan diri yang positif. Yang terpenting, berikan dukungan tanpa syarat dan jadilah tempat yang aman bagi mereka untuk berkembang dan meraih keberhasilan. Semangat!



Ditulis oleh: Faza Rahim
Ditinjau oleh: Dr. Kristiantini Dewi Sp.A


Referensi:

Dr.Kristianti Dewi Sp.A. 2015. Gangguan Sosial Emosi dan Perilaku Pada Anak Disleksia (Cetakan Pertama). Asosiasi Disleksia Indonesia.

 

 

Bagikan postingan ini
WhatsApp
Facebook
Telegram
Email

Artikel lainnya

Scroll to Top