Berdasarkan berbagai macam literatur, diketahui bahwa anak dengan kematangan sosial emosi yang baik lebih kuat dan mampu menghadapi masalah perilaku yang dihadapinya. Kematangan sosial emosi ini adalah kemampuan seseorang dan kapasitasnya untuk menerima, memahami dan mengelola perasaan dirinya dan juga perasaan orang di sekitarnya. Kematangan emosi merupakan hal yang penting bagi anak disleksia dalam menghadapi “konflik” perasaannya yang seringkali tidak mampu tampil baik terutama jika dihadapkan pada hal-hal akademis.
Ada lima indikator yang dibutuhkan seseorang untuk mencapai kematangan emosional, yakni:
1. Self-awareness
Kesadaran diri merupakan kemampuan anak dalam mengenali kemampuan dirinya sendiri, mengenali keunggulan dan kekurangan dirinya serta mengenali kesulitan yang dihadapi. Dengan self-awareness yang baik, ia dapat memandu anak membentuk peta dirinya untuk mencari strategi saat ia menghadapi kesulitan saat belajar.
2. Self-regulation
Regulasi diri yang baik dapat membantu anak memonitor kemajuannya sendiri, sehingga saat mereka menemukan kesulitan, ia dapat segera menentukan penyelesaiannya dan kembali ke jalur yang tepat.
3. Motivasi
Anak disleksia sering merasa sulit termotivasi. Mengapa hal ini dapat terjadi? Sebab anak disleksia sering menghadapi kegagalan dan penolakan. Dengan melibatkan anak disleksia ke komunitas yang tulus menerimanya, memberikan pujian yang pantas serta kesempatan anak bisa merasa bahagia dan timbul kepercaayan diri yang baik dari dalam dirinya. Selain orang tua, butuh bantuan dari pengajar dan orang terdekat di sekitar anak untuk dapat membantu meningkatkan motivasi anak dengan disleksia melalui umpan balik yang objektif, metode pengajaran yang menarik serta pujian dari pihak eksternal.
4. Empati
Kemampuan untuk memahami perasaan orang lain dengan rasa sosial tinggi cukup sulit untuk dipelajari, terutama bagi anak disleksia. Kemampuan ini harus ditumbuhkan baik dari sisi lingkungan eksternal anak, maupun sisi lingkungan internal anak.
5. Kompetensi Sosial
Kesempatan adalah hal yang baik dan besar untuk anak disleksia. Kesempatan dapat menumbuhkan sisi kompetensi dari dalam diri anak. Orang tua dan pengajar sebaiknya dapat memfasilitasi hal ini dalam kondisi dan situasi yang kondusif, agar anak dapat mengembangkan keterampilan ini secara konsisten.
Tidak semua anak disleksia menunjukkan perkembangan sosial emosi yang tidak mature, tetapi dalam perjalanannya, setiap anak tetap butuh pendampingan terbaik dari orang tua dan sekitarnya untuk dapat bertumbuh menjadi pribadi yang baik.
Semoga artikel ini dapat membantu orang tua dan siapa saja yang membutuhkannya.
__
Jika Anda membaca artikel ini dan menemukan situasi yang sulit dalam menghadapi anak disleksia, silakan hubungi kami dengan klik tombol WhatsApp pada website kami!
Ditulis oleh: Faza Rahim
Ditinjau oleh: Dr. Kristiantini Dewi Sp.A
Referensi:
Dr.Kristianti Dewi Sp.A. 2015. Gangguan Sosial Emosi dan Perilaku Pada Anak Disleksia (Cetakan Pertama). Asosiasi Disleksia Indonesia.