Ketika orang tua mendengar istilah ADD (Attention Deficit Disorder) dan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), sering muncul kebingungan: apakah keduanya berbeda jauh? Apakah penanganannya harus berbeda? Pada kenyataannya, ADD dan ADHD berada dalam satu spektrum gangguan pemusatan perhatian, sehingga pendekatan penanganannya lebih banyak bersinggungan daripada berbeda.
1. Perbedaan ADHD dan ADD
Secara umum, ADHD memiliki tiga presentasi perlu dipahami oleh pendamping, yaitu:
- Inattentive type (dulu dikenal sebagai ADD)
- Hyperactive-impulsive type
- Combined type
Jadi, dapat dipahami bahwa ADD sebenarnya adalah bagian dari ADHD. Namun pada kondisi penyandang ADD, gejala hiperaktif tidak begitu menonjol. Itulah sebabnya mengapa dalam praktik klinis modern, ADD sudah tidak dipisahkan lagi dan dapat masuk ke dalam kategori ADHD dengan tipe yang berbeda.
Karena ADD dan ADHD ini masih dapat dikategorikan sebagai “satu rumpun”, maka pendekatan dari sisi medis pun tidak begitu berbeda: berfokus pada regulasi perhatian, perilaku, fungsi eksekutif, dan kemampuan adaptasi anak di berbagai lingkungan.
2. Mengapa Penyandang ADD Juga Membutuhkan Farmakoterapi?
Banyak orang tua mengira bahwa anak dengan ADD “lebih ringan” karena tidak hiperaktif. Padahal, kesulitan fokus, mudah terdistraksi, dan lambat memproses informasi sama beratnya dan berdampak signifikan pada perkembangan akademik dan sosial. Itulah sebabnya farmakoterapi tetap menjadi salah satu opsi tata laksana, sama seperti pada ADHD. Obat tidak selalu wajib, tetapi tetap dipertimbangkan karena ADD dan ADHD memiliki dasar neurobiologis yang mirip.
3. Penanganan pada Anak: Terapi Perilaku dan Obat (Jika Dibutuhkan)
Pada anak dengan ADD/ADHD, langkah awal biasanya meliputi:
- Terapi perilaku untuk membantu anak mengembangkan rutinitas, keterampilan problem-solving, dan kemampuan mengatur emosi.
- Farmakoterapi jika hambatan fokusnya mengganggu kemampuan belajar, hubungan sosial, atau aktivitas sehari-hari.
Gabungan kedua pendekatan ini membantu anak membangun pondasi keterampilan yang lebih stabil dan fungsional di berbagai situasi.
4. Penanganan pada Orang Tua: Edukasi dan Pendampingan
Orang tua memegang peran penting dalam keberhasilan intervensi. Karena itu, tenaga profesional biasanya juga melakukan:
- Psychoeducation agar orang tua memahami pola atensi anak, tantangan yang muncul, serta cara merespons tanpa memperburuk stres anak.
- Bimbingan tentang mengelola diri sendiri, karena mengasuh anak dengan ADD/ADHD membutuhkan konsistensi, regulasi emosi, dan strategi komunikasi yang efektif.
- Pendekatan parenting yang adaptif, termasuk cara memberikan instruksi, menyusun rutinitas, dan membangun motivasi anak.
Ketiga hal di atas menjadi pilar yang penting bagi pendamping terutama orang tua. Sudah menjadi rahasia umum dan mendasar bahwa apabila orang tua merasa siap dan tangguh, anak (apapun kondisinya, berapapun usianya) pasti bisa berkembang dengan optimal dan percaya diri untuk beradaptasi di lingkungannya.
5. Kolaborasi dengan Sekolah: Kunci Adaptasi Anak
Bila anak sudah bersekolah, profesional biasanya akan melibatkan pihak sekolah dalam proses penanganan. Alasannya:
- Guru perlu memahami bahwa anak tidak “malas” atau “tidak mau mendengar”, melainkan memiliki hambatan atensi yang bersifat neurologis.
- Sekolah dapat menyesuaikan ekspektasi, metode penyampaian materi, atau sistem pendampingan.
- Lingkungan belajar yang suportif dapat mencegah terbentuknya stigma yang dapat menjadi pemicu awal rendah diri, atau ketertinggalan akademik pada anak penyandang ADD/ADHD.
Kolaborasi ini membantu sekolah memahami bahwa anak dengan ADD/ADHD membutuhkan bantuan ekstra untuk bisa beradaptasi, bukan hukuman atau teguran yang berlebihan.
Mengapa Semua Ini Penting?
ADD dan ADHD tidak hanya memengaruhi kemampuan anak untuk fokus, tetapi juga identitas diri, kepercayaan diri, hubungan sosial, dan kemampuan bertahan di lingkungan akademik. Intervensi yang holistik dan melibatkan anak, orang tua, serta sekolah menjadi tindakan penting yang sangat menentukan bagaimana anak berkembang ke depannya. Caregiver dalam berbagai perannya dapat membantu mengoptimalkan potensi anak dengan:
- Memahami kondisinya
- Menyediakan struktur dan dukungan
- Berkolaborasi dengan profesional dan sekolah
- Mengelola ekspektasi dengan penuh empati
Dengan pendekatan yang tepat, anak-anak dengan ADD dan ADHD bisa tumbuh menjadi individu yang percaya diri, adaptif, dan mampu bersinar dengan caranya sendiri.
________________________________________________________________________________________
Jika anda ingin memahami lebih dalam tentang ADD/ADHD, atau butuh arahan yang tepat sebagai orang tua maupun pendidik, kunjungi Instagram dr. Kristiantini Dewi, Sp.A agar dapat mengakses edukasi yang mudah dipahami dan relevan untuk keseharian.
Penasaran dengan penanganan yang lebih personal dan terarah? Silahkan booking sesi konsultasi di dKLC (dr.Kristiantini Learning Center). Tim kami akan membantu menilai kebutuhan anak, memberikan panduan untuk orang tua, dan berkolaborasi dengan sekolah jika dibutuhkan.
Langkah kecil hari ini bisa jadi titik balik besar untuk perkembangan anakmu.




