Pertanyaan ini sering muncul di benak orang tua ketika mereka mulai memahami kondisi anak. Kamu mungkin bertanya-tanya: Apakah anak saya bisa mengikuti pelajaran seperti teman-temannya? Apakah ia membutuhkan sekolah khusus? Haruskah kami mencari sekolah inklusi? Kekhawatiran seperti ini sangat wajar, tetapi kamu sebenarnya punya alasan besar untuk merasa lebih tenang.
Saat kamu melihat faktanya, sekitar 80% anak dengan disleksia berada dalam kategori ringan. Pada kondisi ini, anak tetap bisa belajar tanpa bantuan khusus, tanpa akomodasi yang berat, dan tanpa harus masuk ke sekolah inklusi atau sekolah luar biasa (SLB). Dengan kata lain, kamu bisa memberi anak kesempatan besar untuk berhasil dan merasa nyaman di sekolah reguler.
Mengapa Anak Disleksia Tetap Bisa Bersekolah di Sekolah Reguler?
Sebagian besar anak dengan disleksia mengalami tantangan saat membaca, menulis, atau memproses simbol bahasa. Namun, kemampuan kognitif mereka tetap normal. Bahkan, banyak dari mereka menunjukkan kekuatan di bidang visual–spasial, kreativitas, dan pemecahan masalah. Karena itu, kamu tetap bisa melihat anak berkembang dengan baik di sekolah reguler, terutama ketika sekolah memahami gaya belajar mereka.
Bayangkan kamu bertemu Adit, 7 tahun. Ia sering tertukar huruf dan tidak bisa membaca secepat teman-temannya. Gurunya sempat khawatir. Namun, setelah Adit diberi waktu sedikit lebih lama untuk membaca, ia justru mampu menjelaskan isi bacaan dengan sangat baik. Ia bahkan sering memberikan jawaban yang lebih mendalam dibanding teman-temannya. Dalam beberapa bulan, Adit beradaptasi dengan ritme sekolahnya tanpa harus pindah sekolah atau mengikuti layanan khusus intensif. Kisah seperti ini bukan hal yang langka. Banyak anak dengan disleksia ringan menjalani hari-hari mereka di sekolah reguler dengan lancar dan tanpa hambatan besar.
Kapan Orang Tua Perlu Mulai Bersiap?
Meskipun sebagian besar anak dengan disleksia dapat bertumbuh optimal di sekolah reguler, persiapan tetap penting dan fundamental. Melalui persiapan yang tepat, pengalaman sekolah bisa menjadi lebih nyaman, terarah, dan minim tekanan. Sebagai langkah awal, inilah beberapa tanda awal yang perlu diperhatikan:
- Anak sering tertukar huruf.
Kamu bisa melihat anak menukar huruf seperti b–d, p–q, atau m–w ketika membaca maupun menulis. Pola ini muncul karena anak masih berjuang memproses bentuk huruf secara konsisten. - Proses membaca berjalan lebih lambat.
Si kecil membutuhkan waktu lebih lama untuk mengenali kata dan merangkai bunyi. Kamu bisa memperhatikan ritme membaca yang tersendat atau sering terhenti untuk mengeja.
- Anak tampak mudah lelah saat diminta membaca.
Anak menunjukkan tanda bosan, frustrasi, atau kehilangan fokus setelah membaca sebentar. Hal ini terjadi karena otaknya bekerja lebih keras untuk memahami simbol-simbol bahasa.
- Anak lebih memahami informasi ketika dijelaskan secara verbal atau visual.
Kamu seringkali melihat anak lebih cepat menangkap pelajaran saat kamu menjelaskan sambil bercerita, menggunakan gambar, atau menunjukkan contoh langsung. Ini menandakan gaya belajar mereka lebih kuat di jalur verbal atau visual daripada teks.
Saat mulai melihat tanda-tanda ini, kamu tidak perlu khawatir dan langsung membawa anak ke sekolah khusus. Kamu justru perlu lebih jeli memahami pola belajarnya dan memberikan stimulasi yang tepat di rumah. Namun, jika dalam prosesnya kamu merasa bingung atau butuh arahan yang lebih terarah, kamu bisa segera mengajak anak untuk konsultasi dengan ahli. Dengan begitu, kamu dan anak bisa menemukan strategi dan intervensi yang paling sesuai sejak dini.
Bagaimana Cara Mempersiapkan Anak Masuk Sekolah Reguler?
Anak dengan disleksia ringan tetap dapat tumbuh dan berkembang secara optimal ketika ia mendapatkan strategi yang tepat, langkah yang membuatnya merasa dipahami, bukan dihakimi. Saat orang tua mulai membuka ruang untuk memahami kebutuhan unik anak, ada begitu banyak langkah kecil yang bisa langsung dilakukan. Langkah-langkah inilah yang perlahan memberi anak keberanian, rasa percaya diri, dan kesempatan untuk menikmati proses belajar tanpa rasa takut tertinggal. Beberapa pendekatan berikut dapat membantu orang tua mendampingi anak dengan lebih lembut, lebih terarah, dan lebih penuh harapan.
1. Memberikan Stimulasi yang Sesuai
Orang tua dapat membantu anak dengan mengajak mereka melakukan aktivitas multisensoris, berlatih fonologi, bermain permainan memori, dan memperkuat kesadaran bunyi secara konsisten. Pendekatan-pendekatan ini bisa kamu terapkan langsung di rumah maupun melalui program belajar yang lebih terstruktur.
2. Mengedukasi Guru
Guru tidak perlu memberikan perlakuan khusus, tetapi mereka bisa membuat proses belajar jauh lebih efektif dengan memahami pola belajar anak. Guru bisa mulai dengan memberi instruksi yang lebih jelas atau memberikan waktu sedikit lebih lama saat anak membaca. Langkah sederhana seperti ini sering membuat anak merasa lebih mampu dan lebih percaya diri.
3. Mengenalkan Strategi Belajar yang Cocok untuk Anak
Beberapa anak memahami materi dengan lebih mudah ketika kamu menyajikannya melalui gambar, alur cerita, atau praktik langsung. Saat kamu mengenali pola belajar ini sejak dini, kamu bisa membantu proses belajar anak berjalan lebih lancar dan menyenangkan.
4. Menggunakan Panduan Terstruktur
Banyak orang tua merasa kewalahan ketika mencoba menentukan harus mulai dari mana. Untuk itu, kamu bisa langsung mengambil langkah yang lebih pasti dengan mengikuti panduan yang disusun secara sistematis oleh tenaga profesional di bidang tumbuh kembang dan kesulitan belajar. Dengan mengandalkan panduan yang tepat, kamu memberi dirimu arah yang jelas dan memberi anak peluang lebih besar untuk berkembang optimal.
Membantu Anak Siap Sekolah dengan Online Course Volume 1
Jika kamu ingin memastikan anak lebih siap bersekolah di sekolah reguler, kamu bisa langsung memulainya melalui online course Volume 1 di website dr. Kristiantini Dewi. Dalam online course ini, kamu akan menemukan penjelasan lengkap dan menarik tentang disleksia, panduan memberikan stimulasi yang tepat di rumah, serta strategi belajar yang sesuai untuk kebutuhan anakmu. Dengan mengikuti online course ini, kamu mengambil langkah terarah dan berbasis ilmu untuk membantu anak berkembang lebih optimal. Kamu juga bisa mengakses seluruh materinya kapan saja dan di mana saja, sehingga proses belajar tetap berjalan meskipun jadwalmu padat.
Untukmu, orang tua dan pendamping anak dengan disleksia,
Ketahuilah satu hal penting: anak dengan disleksia ringan sangat mampu bersekolah di sekolah reguler. Kamu bisa membantu mereka berkembang dengan memahami kebutuhannya, menyiapkan langkah-langkah yang tepat, dan hadir sebagai pendamping yang penuh kesabaran. Ketika anak merasa didukung, mereka lebih mudah mengikuti pembelajaran, tumbuh percaya diri, dan berani menunjukkan potensinya.
Kalau kamu ingin memastikan anak lebih siap menghadapi proses sekolahnya, kamu bisa langsung mulai dengan mengikuti online course Volume 1. Di sana, kamu akan menemukan penjelasan lengkap dan panduan yang bisa kamu terapkan sejak hari pertama. Dan kapan pun kamu butuh arahan lebih lanjut, kamu selalu bisa menghubungi kami. Percayalah, setiap langkah kecil yang kamu ambil hari ini bisa menjadi fondasi besar bagi masa depan anak, fondasi yang membuat mereka merasa dicintai, dimengerti, dan dihargai.




